Sampai satu dasawarsa terakhir ini, dunia pendidikan kita
(Indonesia) belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan masyarakat . Fenomena itu
di tandai dari rendahnya mutu lulusan, penyelesaian masalah pendidikan yang
tiodak tuntas atau cenderung tambal sulam, bahkan lebih berorientasi proyek
kualitas lulusan pendidikan kurang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja
dan pembangunan baik industri, perbankan maupun pasar tenaga kerja sector lain yang
cenderung mengungat eksistensi sekolah bahkan SDM yang di siapkan melalui
pendidikan sebsgai generasi penerus belum sepenuhnya memuaskan bila dilihat
dari segi akhlak, moral dan jati diri dalam kemajemukan budaya bangsa kondidsi
ini menyebabkan sebagaian masyarakat pesimis pada sekolah yang kurang menjamin
masa depan anak didik lebih baik. Maka dari itu pendidikan kita perlu membuat
strategi untuk meningkatkan mutu lulusan sekolah dalam mengatasi problem ini dan
kita jua perlu mempelajari usaha-usaha di bidang pendidikan dalam beberapa
decade terakhir di Negara maju, seperti amerika, jepang dan inggris.
Negara-negara tersebut ketika itu merasa perlu menerapkan TQM (Total Quality
Management) atau manajemen mutu terpadu dalam bidang pendidikan.
Menawarkan
filosofi, metode dan strategi baru perbaikan mutu pendidikan kita, tidak ada
salahnya jika kita mempelajari usaha peningkatan mutu ini sebab perbaikan
pendidikan bukan hanya tanggung jawab menteri pendidikan atau kepala sekolah tapi
juga semua pihak yang terkait termasuk siswa, guru, orang tua atau masyarakat
denga visi yang sama kepedulian menetaokan kebijakan untuk menciptakan Sumber
Daya Manusia yang unggul.
Adapun strategi TQM dalam perbaikan mutu pendidikan menurut dr
W Edward Demings secara berkelanjutan
masyarakat beberapa hal sebagai berikut:
1. Reaksi
berantai untuk perbaikan kwalitas produk
yakni peningkastan reaksi
kepuasan masyarakat dalam hal intelektual dan moral pada siswa yang siap hidup
dimasyarakat modern dengan kwalitas kerja dan akhlak yang baik sesuai bidangnya.
2. Transformasi
organisasi
Yang menyangkut perombakan
proses kerja dan struktur kewenangan dalam organisasi pendidikan.
3. Peran
esensial pemimpin
Kepemimpinan mempunyai
peran strategis dalam upaya perbaikan kualitas sebab perbaikan yang tidak
didukung secara aktif oleh pemimpin yang transformasioanal, komitmen,
kreatifitas maka upaya perbaikan tersebut akan hilang.
4. Hindari
praktek-praktek manajeman yang merugikan diantaranya:
Tidak adanya tujuan yang
tetap dan tepat, hanya memikrkan keuntungan jangka pendek dan sering
berganti-ganti kegiatan..
5. Penerapan
Sytem of Profound Knowledge yang
meliputi orientasi pada system (focus pada kinerja keseluruhan organisasi
pendidikan ), teori vaiasi data untuk menggunakan data dalam proses pengambilan
keputusan, teori pengetahuan untuk menggembangkan dan menguji hipotesis
(praduga) guna memperbaiki kinerja organisasi dan yang terakui. Psikologi untuk
mengetahui perbedaan individu dalam organisasi pendidikan, proses belajar
mengajar dan proses perubahan guna mencapai perbaikan kualitas.
0 komentar:
Posting Komentar