Sabtu, 22 September 2012

Mencetak generasi digital melalui filosofis sumpah pemuda

Posted by Unknown On 22.24 0 komentar


Suasana perjuangan anti-kolonialisme yang digencarkan oleh pembrontakan PKI tahun 1926 dan dilanjutkan oleh pemenjaraan Bung Karno beserta sahabat-sahabatnya telah menggugah kesedaran politik banyak golongan dalam masyarakat. Dalam rangka inilah tokoh-tokoh pemuda yang tergabung dalam berbagai organisasi, yang masih bersifat kesukuan atau kedaerahan, telah mengambil langkah yang amat penting bagi kelanjutan perjuangan nasional bangsa kita menuju kemerdekaan. Pada tanggal 26-28 Oktober 1928, berbagai tokoh dari bermacam-macam organisasi pemuda itu menyelenggarakan kongres pemuda di Jakarta, dengan tujuan untuk menyatukan gerakan pemuda di seluruh Indonesia.
Kongres pemuda yang bersifat lintas-agama, lintas-suku, lintas-aliran poltik itu akhirnya mencetuskan ikrar bersama yang amat besar artinya bagi perjuangan rakyat Indonesia kemudian, yaitu Sumpah Pemuda. Ikrar bersama yang bersejarah ini dikumandangkan tanggal 28 Oktober 1928. Sumpah Pemuda itu berbunyi :

1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
2. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertanah-air yang satu, tanah-air Indonesia
3. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Dari isi sumpah pemuda itu dapat diambil makna filosofis kehidupan generasi digital. Zaman sekarang ini kita sudah merdeka. jadi, yang harus kita lakukan sekarang ini adalah mempertahankan kemerdekaan dengan prinsip sumpah pemuda. Tahukah kamu bahwa kamu sekarang berada pada era digital? Era digital ditandai dengan ditemukannya bilangan biner yaitu 0 dan 1, coba kamu buktikan kalau era digital dimulai dengan ditemukannya bilangan 0 dan 1. nanti coba kamu lihat power computermu, pasti menunjukkan angka 0 dan 1. atau power ponselmu dan power remote tv-mu, pasti kamu jumpai pertama kali angka 0 dan 1. era digital harus dihadapi oleh generasi digital pula. Siapakah generasi digital itu? Yaitu generasi yang berpegang teguh pada satu prinsip, yaitu prinsip yang sama dengan ikon era digital, yaitu angka 0 dan 1.
Prinsip 0 dan 1 itu artinya prinsip keimanan. Sebagai generasi digital kalian harus memiliki  prinsip la ilaha illa Allah.yang juga tertuang dalam pancasila  yang pertama yaitu ketuhanan yang maha esa(satu). Nol artinya tidak ada tuhan selain Allah. Dan angka satu artinya hanya Allah tuhan seru alam yang berhak dan harus kamu sembah dan kamu prioritaskan. Pertanyaanya , apakah kamu sudah menjadi generasi digital?, generasi yang memillki prinsip zero one, yang hanya memiliki satu tuhan, dan hanya memprioritaskan-Nya?
Jadi, generasi digital adalah dirimu yang mampu bertahan dalam prinsip kebenaran dan keseriusan, sehingga tidak ada apapun yang membuatmu jauh dari Allah. Sering kali kamu tidak menyadari bahwa sebetulnya di hatimu ada yang lain selain Allah. Sudah berapa lama kamu mencintai yang lain lebih dari cintamu kepada Allah? Sehingga kamu mmenurutinya lebih dari menuruti-Nya, kamu bersemangat bukan karena Dia tapi karena yang lain.
Dan cobalah bertahan bagai angka nol, dimana angka nol apabila dikali maupun dibagi hasilnya tetaplah nol. Walaupun tantangan terus menerus menerjang tetaplah jadi dirimu sendiri. Jangan pernah sekalipun goyah oleh angka lain.
Begitu pula pada sumpah yang mengakui berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, bertanah-air yang satu, tanah-air Indonesia dan menjunjung bahasa persatuan, yakni  bahasa Indonesia. Bersatu untuk Indonesia, untuk agama dan untuk kesatuan Indonesia. Nol untuk kepentingan yang lain yang tidak ada manfaatnya. Jadi generasi digital tetaplah untuk bersatu Dan bertahan membangun bangsa Indonesia meraih perubahan yang lebih maju. Satukan jiwa dan raga kita untuk meraih kemenangan. SEMANGAT!!! 

0 komentar:

Posting Komentar