Selasa, 27 Maret 2012

PENDIDIKAN DAN KEMISKINAN

Posted by Unknown On 09.07 0 komentar

           Ada teka teki sederhana namun menarik dikemukakan antara kemiskinan dan kebodohan,mana yang menjadi sebab pertama timbulnya akibat antara keduanya?? Bila kebodohan menjadi sebab, kita bisa katakan kemiskinanlah yang akan menjadi akibat. Jika kemiskinan yang menjadi sebab, kebodohan akan menjelma sebagai akibat. Teka teki ini bukan tanpa nalar, dan bukan pula sebuah usaha menyederhanakan persoalan. Memang, ada benarnya premis bahwa kemiskinan tidak selamanya mengakibatkan kebodohan, namun faktanya di Negeri ini halitu terjadi. Banyak orang miskin yang mengalami kebodohan atau mengalami kebodohan bahkan secara sistematis. Karena itu, menjadi penting bagikita untuk memahami bahwa kemiskinan bisa mengakibatkan kebodohan, dan kebodohan jelas identik dengan kemiskinan.
            Untukmemutus sebab akibat diatas, ada satu unsur kunci yaitu pendidikan. Karena pendidikan adalah sarana menghapus kebodohan sekaligus kemiskinan. Namun ironisnya, Pendidikan di Negeri ini selalu terbentur oleh tiga realitas. Pertama, kepedulian Pemerintah yang bisa dikatakan rendah terhadap pendidikan yang harus kalah dari urusan yang lebih strategis : Politik. Bahkan pendidikan dijadikan jargon politik untuk menuju kekuasaan agar bisa menarik simpati di mata rakyat. Jika melihat negara lain, ada kecemasan yang sangat mencolok dengan kondisi sumber daya manusia ini,misalnya Amerika serikat,Menteri Perkotaan di era Bill Clinton, Henry Cisneros,pernah mengemukakanbahwa dia khawatir tentang masa depan Amerika Serikat dengan banyaknya penduduk keturunan Hispanik dankulit hitam yang buta huruf dan tidak Produktif.
            Dan di Negara ini, kita bisa melihat adanya pengabaian sistematis terhadap kondisi pendidikan,bahkan ada kecenderungan untuk menganaktirikannya, dan harus kalah dari dimensi yang lain.
            Kedua, Penjajahan terselubung. Diera globalisasi dan kapitalisme ini, ada sebuah penjajahan terselubung yang dilakukan Negara-negara maju dari segi kapital dan politik yang telah mengoptasi berbagai dimensi kehidupan di Negara-negara berkembang. umumnya penjajahan ini tentu tidak terlepas dari unsur ekonomi. Dengan hutang Negara yang semakin meningkat, badan atau Organisasi donor pun mengintervensi secara langsung maupun tidak terhadap kebijakan ekonomi suatu Bangsa. Akibatnya, terjadilah privatisasi di segala bidang. Bahkan, pendidikan pun tidak luput dari usaha privatisasi ini.
Realitas ketiga adalah kondisi masyarakat sendiri yang memang tidak bisa mengadaptasikan dirinya dengan lingkungan yang ada. Tentu hal ini tidak terlepas dari kondisi Bangsa yang tengah dilanda krisis multidimensi sehingga harapan rakyat akan kehidupannya menjadi rendah. Bisa dikatakan, telah terjadi deprivasi relatif (istilah Karl Marx yang dipopulerkan Ted. gurr) dalam diri masyarakat
            Hal ini akan berdampak pada kekurangannya respek terhadap dunia pendidikan,karena mereka lebih mementingkan urusan perut dari pada sekolah. Akibatnya akan menghantui, dan kemiskinan pun akan mengiringi. Jadi, kemiskinan menjadi sebuah reproduksi sosial, dimana dari kemiskinan akan melahirkan generasi yang tidak terdidik akibat kurangnya pendidikan, sehingga kemudian menjadi bodoh dan kemiskinan pun kembali menjerat.

0 komentar:

Posting Komentar