Kita
pernah melihat di televisi, anak-anak di daerah-daerah yang jauh dari pusat
ibukota bersekolah di bangunan yang sudah tidak layak lagi. Atap-atap
bangunannya bolong, dinding-dindingnya bobrok, lantainya masih beralaskan
tanah… Belum lagi ketika hujan turun, ruangan kelas mereka kebocoran.
Bayangkan, dengan kondisi yang seperti itu apakah anak-anak dapat menjadi lebih
bersemangat untuk belajar?
Belum
lagi, fasilitas yang sangat kurang dengan jumlah meja dan kursi yang tidak
sebanding dengan jumlah murid-muridnya dan tidak adanya perpustakaan sebagai
penunjang belajar mereka, distribusi buku pelajaran yang tidak merata, dan juga
kualitas guru yang tidak memenuhi standar mengajar.
Apa
yang patut kita serukan kepada pemerintah? Pendidikan yang berkeadilan adalah
jawabnya. Dapat kita akui, beberapa program pemerintah sudah cukup terlaksana
dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan survei Balitbang Depdiknas
(2006) dimana program BOS berhasil membuat 70 persen SD/MI dan SMP/MTs
membebaskan siswa-siswinya dari segala jenis pungutan biaya. Hal tersebut juga
memberikan dampak terhadap penurunan angka anak putus sekolah. Namun, dibalik
itu semua, pendidikan kita masih belum terlepas dari kesenjangan di dalamnya.
Adilkah pemerintah, ketika kita melihat sekolah-sekolah megah di perkotaan dan
ternyata masih banyak sekolah-sekolah bobrok di pedalaman?
Pendidikan
yang diberikan pemerintah seharusnya jangan terpaku dengan pusat pemerintahan
dan daerah-daerah sekitarnya saja, tetapi juga seluruh daerah yang ada di
Indonesia. Pemerintah harus menjamin seluruh anak Indonesia telah mendapatkan
hak mereka. Solusi yang memungkinkan demi terlepasnya anak-anak Indonesia dari
kesenjangan pendidikan, antara lain mengupayakan akses yang baik dengan
daerah-daerah di luar ‘pulau pemerintahan’ dan memotivasi guru-guru yang
berkualitas untuk memberikan jasa mereka disana, misalnya memberikan poin plus
dengan menaikkan gaji dan tunjangan mereka lebih jauh dari standar.
Sesungguhnya
semua anak adalah bibit-bibit unggul penunjang pembangunan di masa depan. Yang
membedakan mereka hanyalah bagaimana mereka mengembangkan potensinya sehingga
menjadi SDM yang berkualitas dan salah satu media penting bagi perkembangan
anak tersebut adalah sekolah. Sekolah menyadarkan mereka akan pentingnya
pendidikan yang akan membuat mereka ingin terus mengenyam pendidikan
setinggi-tingginya. Apabila pemerintah peduli dengan nasib anak-anak yang
menjadi korban kesenjangan pendidikan tersebut dan secara nyata mewujudkan
kepeduliannya dengan semaksimal mungkin, saya yakin, mereka akan mempunyai
semangat yang tinggi untuk menuntut ilmu di sekolah seperti mereka yang bersekolah
di gedung yang megah.
0 komentar:
Posting Komentar